SUMENEP – Pengelolaan sampah yang buruk dan banyaknya sampah bercecer di Pulau Sapeken menjadi hal yang perlu ditangani. Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (FST) melalui program Airlangga Community Development Hub memberikan bantuan berupa mesin pencacah sampah sebagai solusi permasalahan sampah di Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
“Selaras dengan poin ke-17 SDGs (Sustainable Development Goals, Red) yaitu partnership for the goals, pemberian mesin pencacah sampah ini harapannya bisa membantu meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Pulau Sapeken, ” jelas Wahid Dianbudiyanto ST MSc, Koordinator Program Airlangga Community Development Hub FST, Sabtu (30/7'2022).
Mesin pencacah sampah yang diserahkan kepada Pemerintah Desa dan Camat Sapeken tersebut mampu menggiling sebanyak 30 kg sampah organik dan plastik perjamnya. “Setelah melalui penggilingan, sampah plastik dapat meningkat harga jualnya hingga 120 persen, ” jelas Wahid.
Mesin pencacah tersebut juga berguna mempercepat proses pengolahan sampah organik yang biasanya dikelola dengan maggot atau kompos sebab dapat memperkecil dimensi sampahnya.
“Sampah plastik dengan nilai ekonomis rendah seperti bungkus sabun, kemasan plastik produk dan lain lain dapat dibuat paving blok. Sebelum diolah lebih lanjut menjadi paving blok, mesin pencacah dapat mempercepat proses pengolahannya, ” jelas Wahid.
Dengan pengadaan mesin pencacah, poin SDGs ke-11 terkait kota dan masyarakat yang berkelanjutan, dan poin ke-12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab juga dapat diimplementasikan.
“Pemerintah Desa dan Camat Sapeken optimis dengan adanya mesin pencacah akan memberikan semangat tersendiri untuk warga agar mengelola sampah lebih baik, ” jelas Wahid. (Jon)
Penulis: Thara Bening
Editor: Binti Q. Masruroh